Sabtu, 22 Juni 2019

Death Zone! Zona Kematian di Puncak Gunung Everest yang Mengerikan

Bandar Togel **_ Death Zone! Zona Kematian di Puncak Gunung Everest yang Mengerikan

Lotto03<<**>> Selain rintangan sulit dan terjal, hal yang paling mengerikan bagi para pendaki gunung Everest adalah melintasi Death Zone yaitu zona kematian, dimana tempat ini paling banyak memakan tumbal. Jangan harap mayat-mayat para pendaki akan dievakuasi dari tempat ini dengan mudah, bisa berbulan-bulan bahkan sampai seumur hidup mayat mereka akan dibiarkan begitu saja terhampar di permadani es Gunung Everest.

Kondisi para mayat seolah sedang tertidur lelap, sebagian tubuh mereka masih awet dan tidak membusuk dan masih menggunakan pakain terakhirnya seperti jaket, celana jeans dan kantong tidur. Death Zone berada di ketinggian 8.000 mdpl (total ketinggian Gunung Everest 8.848 mdpl) dan butuh waktu 5 sampai 7 jam melintasinya.

Penyebab pendaki tewas bukan hanya disebabkan serangan badai, terjatuh dari ketinggian tapi juga karena tertidur, ya tertidur di kondisi suhu ekstrim Death Zone dapat menyebabkan Edema paru yakni kelebihan cairan pada paru-paru hingga membuat sesak napas ekstrim dan endingnya matek.

Bahkan pernah dilaporkan pada tahun 1971, Empat Pendaki Everest dari International Himalayan Expedition tewas mengenaskan hanya gara-gara batuk dan menyebabkan tulang rusuknya patah.

Batuk bagi kita memang terdengar sepele dan tidak berbahaya. Tapi lain halnya jika berada diatas ketinggian Death Zone Gunung Everest. Batuk di tingkat udara yang dingin di daratan tinggi dapat mengeringkan selaput paru-paru retak, bocornya saluran darah di paru-paru sampai menyebabkan tulang rawan di sekitar dada patah.

Sampai saat ini mayat-mayat yang tergeletak di wilayah Zona Kematian dilaporkan lebih dari 300 orang. Dan dilaporkan mayat pendaki yang berhasil di evakuasi tak lebih dari 50 jumlahnya. Lalu kenapa tidak ada yang mengevakuasi nasib mayat-mayat lainnya tersebut? Mahalnya biaya untuk evakuasi membawa turun jenazah mungkin menjadi alasan yang masuk akal.
>>> Baca Juga 18 Suku Primitif Dunia yang Terancam Punah Termasuk Di Indonesia <<<
Karena untuk menyewa Tim Sherpa yang terdiri dari beberapa orang lengkap dengan satu Helikopter memakan biaya kurang lebih 40 ribu dollar atau sekitar 536 juta rupiah. Belum lagi resiko berbahaya yang harus ditanggung oleh Tim Sherpa sendiri. Karena penggunaan Helikopter penuh dengan resiko terjatuh akibat serangan angin dan badai di zona kematian puncak gunung Everest.

0 komentar:

Posting Komentar