Selasa, 20 November 2018

Gua Thailand, Mengapa 12 Anak Thailand dan Pelatihnya Sampai Terjebak di Gua?

Bandar Togel _ Gua Thailand Tham Luang

Hallo Sahabat Lotto03 Lover,
Gimana sih Kronologi sebenarnya, mengapa ke 12 anak Thailand dan pelatih bola mereka bisa sampai terjebak di dalam gua?. Kemudian bagaimana cara mereka bertahan hidup di dalam gua, padahal mereka sampai 2 minggu loh tanpa makan dan minum, apakah mereka juga mendapatkan cukup oksigen ketika terperangkap di dalam Gua? Dan bagaimana orang lain bisa tahu kalau mereka membutuhkan pertolongan?, padahal mereka tidak memegang alat komunikasi seperti ponsel!Yukk kita bahas di bawah ini ya Lotto03 Lovers.

Tanggal 23 september, Awal Mula dan Kronologis 12 Anak Thailand dan Pelatihnya Terjebak di Gua

Tanggal 23 september 2018 menjadi pengalaman tak terlupakan seumur hidup bagi Ekkapol Chantawong pelatih sepak bola dan ke dua belas anak didiknya. Usai latihan bola, pelatih mengajak anak didiknya jalan-jalan ke Gua Tham Luang yang berada di Provinsi Chiang Rai, Thailand. Memang sudah menjadi kebiasaan Pelatih untuk mengajak anggota klub bola Moo Pa atau Wild Boars (celeng liar). untuk perjalanan, termasuk menjelajah gua.

Ketika sedang asyik menjelajahi gua-gua, tiba-tiba hujan turus deras membanjiri gua yang memiliki banyak terowongan sempit, dan merupakan satu-satunya pintu keluar masuk gua tersebut. Banjir tak juga surut malahan semakin bertambah tinggi dan membuat mereka terjebak di dalam gua sepanjang 10 kilometer itu. Yang hanya bisa mereka lakukan, menunggu datangnya pertolongan, entah SIAPA orang yang MENGETAHUI kalau mereka sedang TERJEBAK dan membutuhkan pertolongan.

Dinyatakan Hilang dan Proses Pencarian Pun Dilakukan (ditemukan pada tanggal 8 october 2018)

Sejak Kepolisian mendapatkan laporan kehilangan dari orang tua ke 12 anak thailand itu proses pencarian pun dilakukan namun sudah berhari-hari tidak juga ada perkembangan. Hingga pencarian ini melibatkan gabungan petugas dari Angkatan Laut Thailand, Navy Seals dan akhirnya mendapatkan keberadaan mereka dalam keadaan selamat di dalam gua Tham Luang pada tanggal 8 october 2018. Berawal dari petunjuk sepatu yang ditemukan dan jejak kaki mereka di mulut gua.

Sulitnya kondisi medan di dalam gua membuat angkatan laut sampai mendatangkan langsung regu penyelam dari Inggris (Keseluruhahan 13 penyelam Inggris dan lima anggota tim elit Navy Seal Thailand yang bertugas langsung di dalam goa, dan puluhan Tim Penyelamat lainnya yang berjaga disekitar pintu masuk gua)

Satu penyelam tewas ketika proses evakuasi para Remaja Thailand yang Terperangkap di Gua (Saman Kunan Meninggal Dunia saat bertugas, 8 october 2018)

Meski dilakukan oleh Tim Profesional, rumitnya proses evakuasi sampai memakan korban dari regu penyelamat. Satu orang dinyatakan meninggal, Saman Kunan anggota dari Navy Seal Thailand. Dirinya tewas akibat kelelahan berenang, kehabisan oksigen ketika dalam perjalanan pulang kembali ke permukaan. Tugasnya memberikan tank oksigen kepada 13 korban, namun setelah berhasil ia sendiri tak memiliki cukup oksigen dalam perjalanan kembali ke atas.

Ini pengorbanan luar biasa yang dilakukan oleh Saman Kunan, ia rela memberikan nyawanya demi menyelamatkan nyawa orang lain yang ia sendiri tidak pernah mengenalnya, ungkap pejabat Chiang Rai.

Waktu dan air disebut sebagai hambatan proses Evakuasi

Proses evakuasi dirasa sangat melelahkan khususnya secara fisik karna para tim penyelamat bukan hanya dituntut BISA menyelam di AIR BERLUMPUR, tapi juga berjalan, memanjat tebing goa, menuruni goa gelap dengan bantuan tali tipis sebagai penunjuk jalan mereka. Dalam satu hari penuh petugas baru berhasil menyelamatkan 4 orang anak saja.

Ini terkendala masalah oksigen, karna tim penyelam harus mengisi ulang tank dengan oksigen. Dan hujan yang turun tanpa henti semakin menambah ketinggian banjir di terowongan, padahal penyedotan pompa air terus dilakukan dari awal pencarian.

Ke 12 anak Thailand dan Pelatih Sepak Bola mereka akhirnya berhasil diselamatkan

Bukan hanya mengandalkan kemampuan tim penyelamat, para korban yang masih berusia 11 sampai 16 tahun itu juga diberikan pakaian khusus menyelam, alat bantu pernapasan dan tabung oksigen. Mereka semua termasuk sang pelatih ternyata tidak bisa berenang, dan tim penyelamat akhirnya memberikan “Kursus” kilat selama beberapa jam, sampai dirasa sudah siap untuk diselamatkan.

Pelatihan dasar teknik selam scuba (scuba diving) dengan cepat. Scuba diving sendiri merupakan kegiatan menyelam di bawah permukaan air menggunakan alat bantu pernapasan dengan tabung udara.Karna kunci untuk menyelamatkan anak-anak Thailand itu adalah dengan mengajarkan mereka cara untuk menyelam.

Sialnya, untuk bisa menyelam di dalam gua bukanlah suatu hal yang mudah. Melansir Live Science, cave diving adalah salah satu bentuk scuba diving yang lebih berbahaya dan lebih rumit. Cave Divers Association of Australia mencatat, ada 368 korban jiwa dilaporkan antara 1969 dan 2007 akibat melakukan kegiatan cave diving.

Dengan scuba diving biasa, ‘jika ada yang salah, kamu bisa langsung ke permukaan,” kata Black seorang penyelam profesional kepada Live Science. Namun dalam cave diving (menyelam di gua), tidak seperti itu. Kamu berada di dalam terowongan yang dipenuhi air. (Pilihannya), Kamu harus melanjutkan (menyelam) atau kembali ke tempat kamu memulai.

Karna banyak penyelam gua meninggal ketika mereka kehabisan oksigen atau tersesat atau terperangkap dalam sistem gua yang sempit.Rintangan lainnya, lorong sempit juga dipenuhi air, gua menjadi labirin gelap berliku-liku, sehingga mencari jalan keluar dari gua dengan menyelam menjadi perkara yang sangat rumit.
 ‘Ketika kamu berada di dalam gua, kamu mengalami kegelapan seperti yang belum pernah kamu alami sebelumnya. Ini benar-benar kegelapan, itu artinya tidak adanya cahaya sama sekali, kata Black.

Selain itu, Gua Tham Luang baru-baru ini banjir sehingga airnya sangat keruh dan dipenuhi dengan lumpur, tambah Black. Itu berarti, bahkan dengan bantuan cahaya yang kuat, pada dasarnya penglihatan seseorang (di dalam air) kini berkurang menjadi titik nol.

Biasanya untuk mengatasi permasalahan ini, penyelam gua menggunakan tali panduan, biasanya hanya berupa tali tipis yang dipasang dari pintu masuk gua, yang kemudian mereka pegang agar bisa menjadi penunjuk arah saat kembali dari dalam gua.

Dalam situasi ini, tali yang tebal dan berat mungkin diperlukan agar 12 anak laki-laki yang terjebak di dalam gua dan baru akan merasakan pengalaman pertama kali menyelam, bisa memiliki sesuatu yang sangat jelas dan kuat untuk mereka genggam di dalam air yang deras, imbuh Black.

Keuntungan menjadi anak-anak saat menghadapi Musibah Seperti Ini

Berdasarkan laporan berita, Black menuturkan bahwa tali jangkar sudah ditempatkan di mulut gua dan peralatan selam telah mulai diangkut ke dalam gua.

Black menganjurkan para penyelam berpengalaman untuk memberikan 12 anak laki-laki itu sebuah kursus kilat cepat cara menyelam. Kursus bisa dilakukan sesingkat 15 sampai 20 menit atau selama satu jam, tergantung pada seberapa nyaman anak-anak itu. Dan berdasarkan laporan Reuters, anak-anak itu memang akan mendapatkan kursus singkat penyelaman dalam gua.

Kuncinya, menurut Black, adalah mengajari mereka untuk tidak panik. “Mereka tidak membutuhkan semua keterampilan, mereka hanya perlu bernapas nyaman di bawah air,” katanya.

Menurut Black, adalah sebuah keuntungan bahwa yang terjebak di dalam gua itu anak-anak laki-laki yang mungkin tidak merasakan ketakutan yang sama seperti orang tua.

‘Mereka adalah anak-anak berusia 13 tahun, mereka tidak memahami kematian mereka sendiri, mereka pikir MEREKA TAK TERKALAHKAN, ’kata Black. ‘Itu akan menguntungkan mereka.

Bagaimana cara bertahan Hidup Mereka selama berada di dalam Gua

Bertahan hidup lebih dari 2 minggu seperti mendengar hal yang mustahil tapi nyatanya mereka ada. Menurut Andrea Rinaldi, ahli biokimia di Universitas Cagliari di Italia yang pernah meneliti bagaimana cara manusia purba beradaptasi dan hidup selama di gua, mengatakan seberapa lama seseorang bisa bertahan hidup di dalam suatu gua adalah tergantung pada jenis dan lokasi gua tersebut.
Hal terpenting yang dibutuhkan manusia untuk bisa bertahan hidup adalah udara. Untungnya, biasanya manusia tetap bisa mendapatkan udara meski hidup di dalam gua bawah tanah. Oksigen biasanya berlimpah di gua, bahkan ratusan meter di bawah tanah, udara dapat mengalir melalui retakan di bebatuan, dan melalui batu kapur yang keropos. Dilaporkan juga bahwa tim sepakbola yang tersesat itu masih mempunyai sedikit makanan sebelum tim penyelamat datang.

Jadi kue itu dibagikan secuil demi secuil, dan soal kebutuhan air kebetulan di gua itu banyak air tergenang, meskipun air ini kurang bersih. Sebetulnya akan lebih bersih dan aman jika tidak tahu cara menyaring genangan air itu dengan memanfaatkan air yang menetes dari langit-langit dan dinding gua. Ditambah lagi mereka mempunyai pelatih yang hebat, ya pelatihnya itu mengajarkan mereka meditasi untuk menghemat tenaga dan menguatkan mental mereka, imbuh salah satu wartawan.

0 komentar:

Posting Komentar